Karena terakhir kali bika ambon saya rada letoy (lembek) ketika diiris maka saya langsung napsu ingin bikin lagi. Resep aslinya memakai pewarna kuning tapi saya ganti pandan. Loyang saya ganti pake loyang tulban (aslinya dicetak menggunakan cetakan kue lumpur). Loyang yang saya pake diameter 16 cm dan kayaknya kekecilan serta hasilnya terlalu tinggi. Tapi malah keliatan jelas serat yang terbentuk. Jika pake diameter 18 cm mungkin lebih pas. Bahan yang lain tidak saya modif sama sekali. Setelah dingin saya deg-degan ketika memotongnya. Daaaann masya Allah seratnya penuh dari bawah sampai atas dan rapat. Seperti jeruji berbaris, hihi....seneng banget deh. Apalagi ketika dirobek menggunakan tangan, tanpa pisau, serat akan terlihat lebih jelas. Cuma bagian dasarnya rada item meski nggak pait. Pengaturan api harus lebih diperhatikan supaya nggak keliatan gosong. Api yang digunakan kemarin masih terlalu besar. Lain kali harus dikecilin lagi. Proses pembuatan juga tidak dimodif, hanya kocokan mixernya saya ganti menggunakan kocokan baling-baling, bukan spiral seperti instruksi resep. Kenapa ? Karena kocokan spiralnya ada di lantai atas dan males ngambil hihi.....alasan nggak mutu. Meski begitu tetep jadi kok bika ambonnya. Kalo dilihat dari serat yang terbentuk puasss banget rasanya. Selain itu juga kokoh nggak letoy lagi. Cuma warnanya kurang cantik aja. Besok-besok mau bikin lagi ah biar tau seluk beluk bika ambon ini.
Bika Ambon Pandan
Sumber : Tabloid Saji
Modif : Rina Audie
Bahan :
- 180 ml santan dari 1/2 butir kelapa
- 180 gr gula pasir (tidak terlalu manis)
- 1/2 sdt garam
- 125 gr tepung sagu (pake merk Pak Tani)
- 25 gr tepung ketan
- 4 butir telur utuh
- 3 tetes pewarna kuning (saya : 1/8 sdt pasta pandan)
Biang :
- 60 gr tepung terigu serbaguna
- 75 ml air hangat
- 2 sdt (7 gr) yeast/ragi instant
Cara membuat :
- Rebus santan, gula dan garam sambil diaduk-aduk supaya tidak pecah sampai mendidih. Ukur 225 ml dan biarkan hangat.
- Campur semua bahan biang dan biarkan 15 menit sampai mengembang.
- Dalam wadah besar campur tepung sagu, tepung ketan dan biang, kocok pelan menggunakan mixer. Pelan ya supaya tepung tidak beterbangan.
- Masukkan telur sambil terus dimixer. Menyusul santan hangat dan pewarna kuning, kocok sampai rata. Adonan yang terbentuk encer/cair ya. Setelah santan habis lanjutkan mengocok selama 15 menit dengan speed rendah. Tutup adonan menggunakan plastik wrap/tutup panci/serbet dan fermentasikan selama 2 jam sampai mengembang dan berbuih.
- Setengah jam sebelum fermentasi berakhir, siapkan nampan berisi pasir dan panaskan menggunakan api sedang-besar. Ambil loyang tulban diameter 16-18 cm, olesi minyak dan letakkan di atas pasir tadi supaya panas.
- Begitu fermentasi berakhir ambil adonan, aduk aduk supaya tepung yang mengendap tercampur rata. Tuang ke dalam loyang panas. Jika sudah panas akan berbunyi cessss. Setelah itu kecilkan apinya. Biarkan berlubang-lubang +- 40 menit tanpa ditutup.
- Setelah permukaan kelihatan mengering dan lubang tidak terbentuk lagi tutup menggunakan tutup panci selama 7-10 menit supaya kering. Angkat loyang dari panggangan dan biarkan hangat. Balik di atas rak dan dinginkan.